Friday, April 14, 2017

Minyeuk Pret

Saya sangat suka mencoba wewangian baru untuk parfum. Waktu itu saya dan teman saya pernah masuk ke salah satu outlet parfum branded yang baru buka di sebuah pusat perbelanjaan yang sedang ngetren di Kota Medan. Baru diluar tokonya saja aroma wangi langsung merebak. Warna toko itu didominasi dengan warna hitam dengan beberapa hiasan yang memperlihatkan kemewahan. Puluhan botol dengan bentuk yang cantik dibawah lampu-lampu neon berjejer disepanjang dinding dan diatur rapi diatas rak ditengah-tengah toko. Sebagian ada yang di bungkus dengan kotak transparan berwarna soft, sebagian lagi ada yang diikat dengan pita yang membuat botol itu semakin menarik. 

Ketika pramuniaga mempersilakan kami mencoba beberapa parfum yang botolnya ditempeli tulisan tester dan menjelaskan perbedaan-perbedaannya, teman saya langsung tertarik satu varian dan membelinya. Harganya tidak kira-kira. Untuk ukuran Body Mist nya saja hampir setengah juta. Apalagi kalau Eau De Parfum! Ketika teman saya bayar di kasir, didalam goodie bag nya dimasukkan beberapa helai tissue berwarna yang sebelumnya sudah di semprot parfum dan dibentuk asal tapi akhirnya terlihat seperti bunga yang sedang mekar. Pelayanan yang memuaskan. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah wanginya terus tercium dan itu bertahan hingga beberapa jam. Berani taruhan kalau orang membaca merknya pasti bakalan bilang "ohh, pantes aja mahal". Siapa sih yang tidak tau brand  yang dimiliki oleh istri pemain bola tersohor dari Inggris yang dulunya bergabung dengan girl group Spice Girl ini.

Terus saya beli nggak? Ya enggak lah! Kemahalan untuk parfum. Mending beli sepatu. Haha.

Saya masih berprinsip kalau untuk parfum beli yang masih bisa dijangkau ajalah. Tapi tetep mau yang wanginya tahan lama. Ada? Ada sih, tapi tidak sewangi parfum yang branded itu. Atau ada yang wanginya mirip? Ada! Tapi setiap dua jam harus disemprot lagi, karena tidak tahan lama. Ya seperti itu terus sampai saya mengkoleksi beberapa parfum dengan berbagai varian aroma. Untuk pemakaiannya sendiri saya menyemprotnya beberapa kali dalam sehari. Apakah saya kerepotan dalam hal wewangian ini? Tentu!

Sampai suatu hari saya tau Minyeuk Pret dari rekan sekantor saya. Minyeuk Pret waktu itu belum seterkenal sekarang, menjamur di Instagram. Menurut saya word-of-mouth marketingnya lumayan berhasil. Karena di jaman sosmed ini, saya malah taunya dari hasil obrolan dengan teman saya itu. Packaging luarnya cukup menarik, tapi tidak untuk botolnya yang masih biasa saja. Goodie bag mininya juga sangat menyita perhatian saya. Kertas berwarna coklat dan ditulisi font unik berwarna hitam dengan design yang kreatif untuk ukuran produk dalam negri. Saya lantas menanyakan ke teman saya hal yang paling penting untuk sebuah barang, "Harganya berapa?". Ketika teman saya memberitahu saya harganya, langsung aja donk saya ikutan beli satu botol.

Minyeuk Pret memiliki 3 varian aroma. Kopi, Meulu, dan Seulanga. Saya jatuh hati pada Seulanga. Karena menurut saya aroma Kopi terlalu maskulin dan aroma Meulu tidak cocok dengan karakter saya. Keesokan harinya saya langsung mencoba sebelum berangkat ke kantor. Entah itu masalah penciuman saya saja, pertama aroma Seulanga ini tidak terlalu tercium wanginya. Tapi lama kelamaan wangi Seulanga semakin kuat dan yang paling saya suka wanginya bisa tahan SELAMA 8 JAM. Luar biasa. 

Dari sejak itu saya selalu memakai Minyeuk Pret Seulanga. Dimana lagi coba bisa beli parfum dengan kualitas bagus dan harga ramah di kantong? Hehe.

Selain faktor rasional, secara emosional saya bangga memakai produk buatan Aceh dengan kualitas yang tidak bisa disebut abal-abal. Kalau disetiap drama Korea hampir selalu kita melihat para pemainnya dengan bangga memakai gadget, kendaraan, dan barang-barang buatan negara mereka sendiri tanpa harus memamerkan produk luar negri, kenapa kita tidak bisa? Tidak jarang saya ditanyai teman-teman sekantor saya yang belum pernah mendengar Minyeuk Pret. "Eh pake parfum apa? Kok wangi? Bod* Sho* ya?" Mendengarnya saja bikin jengkel ya, setiap yang wangi memangnya produk luar saja? Saya menyebutkan nama Minyeuk Pret dan mereka tertawa, dikira saya hanya asal menyebut nama. Ketika saya menunjukkan botolnya yang kebetulan selalu saya sediakan di tas kerja mereka langsung percaya dan sebagian ikutan membeli.

Hingga saat ini Minyeuk Pret semakin berkembang dengan ide-ide kreatif. Minyeuk Pret beberapa kali terlihat hadir dibeberapa event bergengsi di Kota Banda Aceh dan menggaet para selebgram  untuk endorsement. Sebagai pelanggan setia Minyeuk Pret saya sangat berharap kualitas Minyeuk Pret tetap terjaga untuk meningkatkan customer loyalty dan juga tidak ada salahnya menambahkan varian aroma. Karena setiap mempromosikan Minyeuk Pret ke teman-teman, saya selalu dilema. Kalo nantinya teman-teman saya pada ikutan beli Seulanga, wanginya jadi sama dong sama saya. Kan ga lucu? lol


Wednesday, April 12, 2017

letthebeastin

Kenapa gue suka letthebeastin?

Gue suka HAMPIR semua postingan Leija (nama yang punya blog). Yang gue gak suka cuma postingan beliau yang berbau-bau iklan. Selebihnya mah di baca semua. Dari bahas Raya, her dance class, Game of Thrones, her marriage/family, liburan, atau bahkan cuma bahas hal remeh temeh. Secara sadar atau tidak kadang beberapa isi postingannya membuka pikiran dan memotivasi. *tsah*

Kalo ditanya postingan mana yang paling gue suka, ya pasti Fathers. Tapi berhubung itu adalah guest-post, jadi postingan kesukaan gue jatuh ke...

*jreng jreng jreng*

http://www.letthebeastin.com/2015/07/decide-your-currency.html?m=1

Setelah baca review Leija tentang buku Ami Poehler itu, angin segar berhembus ke otak gue. Entah kenapa setiap mau menyemangati diri yang kebayang di kepala lirik lagu 'Who Say', 'Hall of Fame', dan postingan Leija yang ini. Gak jarang kalo gue lagi stuck dengan kerjaan kantor, gue ingetin lagi diri sendiri. Have you decide your currency, Dwi?

Monday, August 01, 2016

Mengambil Hikmah

Hari ini enam tahun yang lalu, jam 17.02, setelah 3 bulan menanggung sakit pasca operasi ginjal Ayah saya meninggal dunia.

Bagi saya itu adalah salah satu hal yang tidak pernah sekalipun terbayangkan. Ditinggal beliau sebelum melihat anak-anaknya sukses. Sebelum saya benar-benar membalas jasa-jasa beliau (saya tau jasa orang tua tidak akan pernah terbalas).

Saya juga tidak sempat berterima kasih untuk semua hal berharga yang diberikan oleh Ayah.

Hingga saat ini saya tidak pernah berhenti bersyukur karena terlahir sebagai anaknya. Bagaimana tidak, Ayah saya selalu berusaha meluangkan waktunya untuk kami.

"Apapun yang terjadi pasti ada hikmahnya"

Saturday, July 09, 2016

LEBARAN

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H.

Ingatan saya untuk lebaran ketika saya masih kecil gak jauh beda dengan anak-anak lainnya. Pengen cepet habis Ramadhan, pengen langsung lebaran dan make pakaian yang serba baru. Gedean dikit ketika saya sekolah asrama, antara pengen cepat lebaran sama engga. Pengen karena ya seneng aja sama lebaran, libur, ngumpul, baju baru (tetep), makanan, jalan-jalan dsb. Engga pengennya, karena artinya udah habis lebaran dan harus balik lagi ke asrama. Tapi tetep di pagi lebarannya perasaan bahagia merayakan lebaran masih sama. Namanya juga merayakan hari raya ya. Hidup dan meriah.

Ramadhan di umur yang sekarang, udah lebih ke yang punya target. Pengen namatin ini, pengen bisa beliin itu, gaboleh ini, harus kayak gitu, pengen bisa ini, pokoknya macam-macam. Malahan untuk lebarannya sendiri udah ga yang kepikiran banget. Kalo yang dulunya dihari terakhir Ramadhan pasti perasaan seneng minta ampun, sekarang diganti dengan perasaan sedih karena ditinggalkan (Ramadhan).

Apalagi semenjak 6 tahun lalu. Ketika Ayah harus pergi duluan untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya. Dari setelah itu lebaran tidak pernah sama lagi. Bawaannya mellow. I feel sorry for my Mum. This was the sixth ied without her love. Ditambah satu-satunya obat ampuh beliau dari kesedihan (her grandson) juga gak lebaran dirumah. Tambah klop kan gloomynya.

Suasana ga enak nya sih cuma di sesi sungkeman. Abis itu.. *serbu lontong*

Nevertheless, we have to celebrate the moment whole-heartedly. Ibu saya sudah lama membiarkan kami mengurus hidangan untuk lebaran walaupun bakat masak anaknya jauh dari pro. Belakangan pasti si Wo yang bertanggung jawab untuk urusan dapur, dan kecil kemungkinan untuk dipercayakan ke saya yang bakat masaknya stuck di 2 dan si Wo di 7 (skala 10). Berhubung ybs pulang kampung suaminya, jadilah saya yang masih di level 2 ini mau gak mau HARUS sok-soan mengurus tetek bengek dapur.

Masak apa kita? Lontong.
Untung punya anak buah segudang, bisa bagi-bagi tugas. Emi buat kuahnya, Debby goreng ati, Ema bagian lontong nasi dan rendang, saya (cuma) kebagian jatah buat taucho, haha.  Dan ALHAMDULILLAH yah lontongnya laris manis.

Thanks, Putroes. *salim satu satu*
Team Lontong.
Team Lontong. Mamak kebagian tugas jadi penasehat *aelah*
Harusnya yang di foto lontongnya kan ya, tapi ga sempet sis, keburu abis.

Tahun ini tema baju lebarannya, warna apa aja boyeh asal polos dan pastel. Jadi kerudungnya bercorak deh. What so special about this the dress? Yep, mine made by Debby dooonk *proud*.
Senyum nya kak.
Jelasnya yang ini. Abaikan pemandangan di belakang.
Who am I? I'm a proud sister! Bajunya still look plain karena ga sempet lagi di payet atau di renda-rendain. Tapi untuk jahitannya sendiri, udah rapi dan well-shaped, ini setelah dibongkar RIBUAN kali sama dia. Bagus deh, artinya dia gak mau tuh baju siapnya asal aja. Untuk ukuran 'murid' yang baru kursus 6 bulan, bajunya bagus *akak kasih jempol empat*, hehe. Debby made 3 of 7 putroe's dresses. Mine, Ndut's and hers.
Baju si Ndut (2 dari kiri). Payet by herself and Ibah (my niece)
More photos:
Maklon

By the way kalo kemaren-kemaren si kembar megang rekor paling tinggi se PutroeTujoh, sekarang si adek ikut-ikutan saingan tambah tinggi. Makin tenggelam lah akak, dek. Too bad I don't have a picture.
Kelelep baju gak sempet dipotong.
Kalo kata Emi, itu hijab mereka ala ala Laudya Chintya Bella. *iyain aja biar cepet*
Me, Debby and Adek (si bontot)
6 and 7
Ema. Tukang Galau.
Take a look at Pinky Anna.
Menurut kita yang paling hits itu baju si Adek, shine and bright *halah*

Foto wajib tiap tahun.
Agenda saya lebaran kali ini cuma ziarah ke kuburan Ayah dan silaturrahmi ke sodaranya Mamak. Udah itu aja. Abis itu mendem dirumah sama liburan abis. Trus maen Marketland di fesbuk dan ngirim-ngirimin foto buat di upload di blog dari hengpon Iib dan Debby via gmail. Iya Gmail!

Ceritanya kan Iphone 4s ijk keujanan di bulan maret lalu, sampe rusak. Sampe sekarang belom kebeli hp yang agak 'pintar'. Jadilah saya nyuri-nyuri fotonya dari hape mereka.

Semoga lebaran tahun depan gak punya hape bagus aja, tapi juga kamera ketjeh buat foto-foto ya. Aamiinn.

Last but not least. Mohon maaf lahir bathin, semuanya :)

Minus Adek, Ndut, dan Woe.

Tuesday, July 05, 2016

Our Little Joy..



Sekarang jaraaaaaang banget mau difoto mukanya manis, kecuali kalo doi lagi mood.
"Apasih foto-foto?!?"
Ini sama Bibinya...
*more curious about his slipper*

"Rrrr.. What the h*ll"


Kalo ini sama Apon, masih dengan tampang flat

Benerin dulu poninya, Pon.
Ajik: Kita mau kemana pon?
Apon: Kita foto dulu ya neuk..
Hasilnya..
Ini versi foto bareng Ama. Konon banyak yang bagus kalo foto bareng Ama, tapi sekarang...

Senyum dong Jik..
Senyum sih.. Tapi senyum mencr*t
Ada yang liat kamera, mukanya lumayan, tapi BLUR. Haha
That was his new hair cut. Ngah sih liatnya cuma sekali sebelum Ajik balek kampong ke Sabang. Jadi pas liat foto-foto ini, baru sadar lagi kalo Ajik itu ganteng yaaa neuk. Tapi itu idungnya rajin-rajin ditarik yaa biar mancung, oops.. *kemudian maminya marah, bawa golok* 

Btw, this is the first Lebaran without Ajik. Neknong and the aunties will miss you, 'lil monster :*

"Enough, Ma. Ajik lelah"




Monday, July 04, 2016

RIHANNA FT. DRAKE - WORK (SOUNDWAVE COVER)

Hari ini dapet bonus ini dong *senyumsenyumsendiri*


Sebelumnya udah underestimate duluan, bakalan bikin eargasm gak ya?
Atau biasa aja. Karna, honestly gue gak yang gimana banget denger cover song mereka yang sebelum ini, Don't Get Me Down nya The Chainsmokers. Emang duluan denger Soundwave, baru abis itu untuk perbandingan denger versi aslinya. Trus keranjingan denger versi The Chainsmokers deh sampe apal dikit doang. Pas balik lagi denger Rinni bawain, sorry to say, suka yang aslinyaa. *ngomong pelan takut digebuk SWF*

So tidak ada ekspektasi yang berlebih lah ya untuk yang ini. Tapi, I get wrong. Ternyataaaa,, EPIC!
Kaya berharap emas dikasi berlian. Gitu deh kira-kira analoginya. Kirain bakal nongton mereka nyanyi plus maen-maen gak jelas (tapi tetep suka ya) kaya sebelomnya, kali ini keliatan lebih well-prepared karena Rinni ngedance plus ada penampakan DANCER nya, yeayyy *lempar confetti* malah saking ramenya (ganti-gantian) yang ngedance di parkiran, gue sempet ngira Jevin ikutan ngedance. Di ulang-ulang. Ternyata bukan.

Bagi gue pribadi dari keseluruhan penampilan Rinni, ya itu ngedance nya yang bikin nilai plus. Gak asal-asalan, gak bikin kita kepikiran "eh bisa gak ya tuh dia ngedancenya?" tapi juga gak lebay kayak agnesmo. 

Selain ada bonus mereka ngedance, bagi gue cover Don't Let Me Down ada mirip-miripnya dengan yang asli (imo), yang ini mah Saoundwave banget. (Itu menurut review asal-asalan gue yaaa.) 

Kalo untuk lagunya sendiri gue dulunya pernah gak suka pake banget karena baca komen orang di twitter. Itu Rihanna ngomong 'work work work' nya udah macam 'kwek kwek kwek' aja. Jadi ilfeel, apa sih ini? Abis itu Agus (my officemate) juga pernah ngomong kak denger lagu Rihanna yang baru deh, bagus (Agus ini referensi musiknya paling up to date kalo di kantor). Tetep. Gak bergeming masih keukeuh sama pendirian menganggap lagu itu aneh.

Beberapa bulan kemudian setelah gue dirasuki setan soundwave (((setan))), gue jabanin semua video di youtube channel mereka. Sampe akhirnya nonton yang membahas SOTM (Song of The Month) versi mereka. Jevin dan Rinni sama-sama berbagi lagu apa yang mereka lagi suka banget. Salah satu lagu yang Rinni suka lagu kwekwek ini rupanya, dan someday bakal dibikin covernya. Apa? Masa sih? Dasar perempuan labil ya. Mulai tuh gue denger lagi, tapi kali ini sampe abis. Dalam ati, "ENAK JUGA YA" *ngakunya malu malu*. Abis itu gue rajiiiiiiin banget denger lagunya, dan belum bosen sampe sekarang. Ckckck..

Btw, baru baca The Friday Five di blog favorite dan mau menguatkan tekad untuk bisa nulis gituan juga biar niat konsisten ngeblognya kebantu. Semoga eh..

Sunday, July 03, 2016

Kisah Pak Awal

Gak tau semalem mimpi apa sampe paginya saya dan Icut (one of my officemate) harus ngalamin hal paling DRAMATIS se bulan Ramadhan ini.

Setiap jumat sore kami seperti biasa pulang kampung (upin ipin nyanyi "balik kampong" trus Ajik nyeletuk, pimpim!) ke Kota Fajar. Kira-kira ngabisin waktu 2,5 jam dari Subulussalam (tempat kami memeras keringat *tsah*)
Berhubung kemarin jumat terakhir kerja sebelum liburan dan di jumat itu adalah tanggal 1 yang notabene pegawe pada nerima gaji dan dipastikan bakal jadi a hectic day jadilah kita berangkat pulang besok paginya dan gak jadi berangkat sore itu atau malemnya.

"Kak dwi kita berangkat sama Pak Awal ya, orangnya baik kok, mau nganterin sampe ke rumah"
Saya sih oke aja asal nyampe rumah dengan selamat. Kalimat 'dia orangnya baik kok' berulangkali diucapkan si Cut. Oke, sudah ter mind-set lah kalo bapak sopir ini baik.

Tibalah waktunya kami dijemput Pak Awal tersebut. Beliau turun bantu angkat barang-barang kami yang kaya mau pindahan tapi ngepacknya pake kresek (ceritanya semalam gila-gilaan grocery shopping di Indomaret). Pak Awal ini posturnya agak pendek, tambun, mata sipit, ramah, dan logat ngomongnya Subulussalam banget. Ada anak yang kira-kira kelas 1 SMP yang bantu-bantu ngangkatin barang, kayanya itu anaknya karena mirip sama beliau. Kaget juga sih liat si Anak ini diajak ngangkot sama bapaknya, tapi libur ini kan ya.

Masih dikota Subulusssalamnya si bapak ngomong basa-basi dan sesekali bercanda. Si bapak juga bilang bukan beliau yang bakal nyupir, tapi anaknya yang lain. So far penilaian Icut tentang si bapak ada benernya. Sampe halte yang ada di pinggiran kota udah ditunggin sama si anak yang bakal nyupirin kita. Yang ini kurus, item, dan gak terlalu tinggi, gak mirip beliau, diperkirakan masih SMA.atau baru tamat. Sempet keder sih, tapi positive thinking aja *dalam ati komat kamit baca do'a*

Nah disinilah drama dimulai. 
Cyiiiittt *bunyi rem*
"Mana sewa (penumpang, red) yang tadi?" Si Bapak nanya ke anaknya yang udah nunggu, belakangan saya tau namanya Ismail. Entah apa jawaban si Mail yang gak jelas kedengeran yang bikin si Bapak tiba-tiba emosi dan nyuruh Mail buat ngikutin dari belakang pake motor. Saking gak sempet babibu lagi saya sampe ga sempet nutup pintu mobil karena saya turun buat pindah tempat duduk, pintunya kebanting sendiri coba karena si Bapak langsung nge gas. Dan adegan lebih dahsyatnya yang ngebuktiin kalo si Bapak marahnya gak nyante tuh, kunci motor gak sempet dikasi baek-baek ke si Mail tapi dilempar gitu aja. BUSET.

Ada apa iniiihhh?? *teriak dalam ati*

Sepanjang jalan ngelewati Tangga Besi, Dano, dan sampe Singgersing si Bapak balap ala ala Fast Furious, ceu. Fyi, jalanannya bukan jalanan biasa, tapi naik turun dan banyak tikungannya. Namanya Subulussalam emang di atas gunung! Penumpang pada diem dan nerima aja. Kakak di sebelah saya sampe megang jendela kuat banget. Dua laki-laki dibelakang kami juga gak ngapa-ngapain, gak ada yang berinisiatif ngomong ke si Bapak buat gak ngebut. Saya sama Icut masih belom tau nih kenapa si Bapak tiba-tiba kalap gitu. Saya sih gak kenapa-kenapa kalo si Bapak ngebut, walaupundalam ati udah takut tapi *teuteup* PENASARAN abis. 

Ini kenapa sih Paaaaaak.. *masih teriak dalam ati*

Ditengah-tengah aksi sok heroik si Bapak. Anaknya yang masih kecil itu ngomong yang kira-kira begini, "Pak kita kan masih ada penumpang lain, nanti mereka takut kalo Bapak bawa kencang", trus si Bapak gak menggubris. Katanya orang yang dikejar itu emang harus dikasih pelajaran. Trus si Bapak nyuruh anaknya buat ngambil besi yang disimpan dilaci dashboard. Etdah. Bakalan ada aksi bacok-bacokan nih kayanya. Sumpah, dalam ati makin penasaran apa jadinya yah kalo beneran ketemu. 

Tapi siapa sihhhh yang dikejar? Kayanya yang didalem mobil cuma saya dan Icut yang gak tau menau inti permasalahan. Didorong rasa penasaran yang makin gede, saya nanya lah ke kakak sebelah yang pas saya liat mukanya udah tegang (kayak semp*k baru). 

Rupanya si Bapak kesel karna satu-satunya sewa (penumpang, red) yang nunggu beliau di halte tadi diambil sama sopir lain yang menurut beliau udah keseringan begitu. Kaya ngambil rejeki orang lain gitu lah ceritanya. Padahal kalo dipikir-pikir, udahlah ikhlasin aja, berarti itu namanya bukan rezeki kita. Tapihh, si Bapak pasti sedih dan marah karna penumpang yang jalannya jauh cuma saya, Icut, dan nenek itu.(btw, penumpang yang jadi rebutan itu nenek-nenek bawa burung #infopenting). Mungkin bagi sebagian kita uang Rp.60.000 gampang dicari dan gampang ngabisinnya juga :( 
Tapi bagi beliau kan itu pasti berharga banget :( 

Back to cerita balap-balapan si Bapak (mungkin si Bapak udah merasa jadi anggota barunya Dominic Toretto kali ya). Baru kali ini saya dibawa balap-balap pake mobil L300 tetanus. Maapkeun. Tapi mobil rute nanggung kaya gini (ex: Subulussalam-Tapaktuan) emang gak ada bagus-bagusnya. Bau karat dan biasanya jalannya pelaaaan banget. Entah kerasukan setan apa mobilnya sampe bisa ngebut gitu, nyalip sana sini. Entahlah.

Di gunung si Bapaknya di klakson sama Mail.
"Kenapa?" teriak si Bapak.
"Udah lah pak, untuk apa lagi dikejar", Mail coba nenangin si Bapak.
Dari Spion saya liat sibapak memandang jauh ke depan. Mungkin lagi merenung perkataan anaknya. Kebetulan mobilnya berenti pas diatas bukit yang dari situ bisa keliatan jalanan yang ada di bukit didepannya lagi, kira-kira berjarak 1km. Ehh,, Tiba-tiba si Bapak nyeletuk, "tuh dia mobilnya!"
Busetttttt!!

Saya kira beliau lagi liatin apalah didepan sana. Rupanya lagi liatin mobilnya pas kebeneran lagi jalan pelan di tanjakan. Jadi nih kayanya nonton aksi bacok-bacokan yang seumur idup saya ga pernah liat, amit amit *ketok meja*. Saya sempet tuh mikir nanti kalo emang beneran kejadian mau tutup mata aja deh. Takut kalo liat kejadiannya trus jadi kebawa mimpi, ihh.

Dan adegan selanjutnya bikin pengen bunuh diri. Harusnya si Mail dan adeknya kan bilang tuh, "yaudahlah pak gausah dikejar lagi". Ehhhhhh,, gataunya mereka kompakan ngomong, "iya, iya, itu orangnya" *YASSALAAAAM* Antara pengen ngejitak mereka berdua sama ketawa liat ketidak-konsistenan abang-adek ini.

Kejadian lagi lah tu. Balapan diatas gunung. 

Akhirnya Icut ngambil inisiatif buat ngomong ke si Bapak.
"Pak, udahlah pak. Gausah dikejar lagi. Bapak masih punya kami disini"
(((PUNYA KAMI)))
"Yang ada nanti kita kecelakaan karena bapak ngebut. Ikhalsin aja. Nanti biar saya bayar uangnya. Lagian saya sama temen saya juga banyak barang. Jadi gak masalah kalo kita bayar lebih".

Kirain si Bapak gak mau denger. Gak taunya beliau berhentiin mobilnya looohhhh. Malah ujung-ujungnya si Bapak ngomong, "iya. Saya kebawa emosi. Naik darah saya karna dia itu emang sering nyuri penumpang dari saya", secepat itu si Bapak sadar. Emang lah skill merayu ala-ala CS Icut bisa diandelin banget. Jadi terselamatkan 6 nyawa yang gak berdosa kan. *peyuk Bundacut* 

Udah gitu aja tuh,*geleng-geleng* ga nyangka si Bapak segampang itu dirayu. Hahaha. *dikeplak*

Akhirnya si Bapak tukeran sama Mail. Beliau balik lagi ke kota. Di dalam mobil Mail nanya siapa yang bikin sadar bapaknya. Mungkin dia gak nyangka ada yang bisa nenangin secepat itu. Dengan sok keabang-abangannya, dia ngomong ke Adeknya, "kita ga boleh biarin bapak gitu, sayang nanti beliau kambuh sakitnya. Kan bisa lebih repot".
Lah tadi yang sempet nge-iyain mobilnya ada didepan siapeeeeee? Tapi gak pa pa lah dek, kakak maafkan kelabilan kalian. Mungkin dalam ati kalian juga penasaran sama aksi bacok-bacokan ya?? Hahaha..