Friday, April 14, 2017

Minyeuk Pret

Saya sangat suka mencoba wewangian baru untuk parfum. Waktu itu saya dan teman saya pernah masuk ke salah satu outlet parfum branded yang baru buka di sebuah pusat perbelanjaan yang sedang ngetren di Kota Medan. Baru diluar tokonya saja aroma wangi langsung merebak. Warna toko itu didominasi dengan warna hitam dengan beberapa hiasan yang memperlihatkan kemewahan. Puluhan botol dengan bentuk yang cantik dibawah lampu-lampu neon berjejer disepanjang dinding dan diatur rapi diatas rak ditengah-tengah toko. Sebagian ada yang di bungkus dengan kotak transparan berwarna soft, sebagian lagi ada yang diikat dengan pita yang membuat botol itu semakin menarik. 

Ketika pramuniaga mempersilakan kami mencoba beberapa parfum yang botolnya ditempeli tulisan tester dan menjelaskan perbedaan-perbedaannya, teman saya langsung tertarik satu varian dan membelinya. Harganya tidak kira-kira. Untuk ukuran Body Mist nya saja hampir setengah juta. Apalagi kalau Eau De Parfum! Ketika teman saya bayar di kasir, didalam goodie bag nya dimasukkan beberapa helai tissue berwarna yang sebelumnya sudah di semprot parfum dan dibentuk asal tapi akhirnya terlihat seperti bunga yang sedang mekar. Pelayanan yang memuaskan. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah wanginya terus tercium dan itu bertahan hingga beberapa jam. Berani taruhan kalau orang membaca merknya pasti bakalan bilang "ohh, pantes aja mahal". Siapa sih yang tidak tau brand  yang dimiliki oleh istri pemain bola tersohor dari Inggris yang dulunya bergabung dengan girl group Spice Girl ini.

Terus saya beli nggak? Ya enggak lah! Kemahalan untuk parfum. Mending beli sepatu. Haha.

Saya masih berprinsip kalau untuk parfum beli yang masih bisa dijangkau ajalah. Tapi tetep mau yang wanginya tahan lama. Ada? Ada sih, tapi tidak sewangi parfum yang branded itu. Atau ada yang wanginya mirip? Ada! Tapi setiap dua jam harus disemprot lagi, karena tidak tahan lama. Ya seperti itu terus sampai saya mengkoleksi beberapa parfum dengan berbagai varian aroma. Untuk pemakaiannya sendiri saya menyemprotnya beberapa kali dalam sehari. Apakah saya kerepotan dalam hal wewangian ini? Tentu!

Sampai suatu hari saya tau Minyeuk Pret dari rekan sekantor saya. Minyeuk Pret waktu itu belum seterkenal sekarang, menjamur di Instagram. Menurut saya word-of-mouth marketingnya lumayan berhasil. Karena di jaman sosmed ini, saya malah taunya dari hasil obrolan dengan teman saya itu. Packaging luarnya cukup menarik, tapi tidak untuk botolnya yang masih biasa saja. Goodie bag mininya juga sangat menyita perhatian saya. Kertas berwarna coklat dan ditulisi font unik berwarna hitam dengan design yang kreatif untuk ukuran produk dalam negri. Saya lantas menanyakan ke teman saya hal yang paling penting untuk sebuah barang, "Harganya berapa?". Ketika teman saya memberitahu saya harganya, langsung aja donk saya ikutan beli satu botol.

Minyeuk Pret memiliki 3 varian aroma. Kopi, Meulu, dan Seulanga. Saya jatuh hati pada Seulanga. Karena menurut saya aroma Kopi terlalu maskulin dan aroma Meulu tidak cocok dengan karakter saya. Keesokan harinya saya langsung mencoba sebelum berangkat ke kantor. Entah itu masalah penciuman saya saja, pertama aroma Seulanga ini tidak terlalu tercium wanginya. Tapi lama kelamaan wangi Seulanga semakin kuat dan yang paling saya suka wanginya bisa tahan SELAMA 8 JAM. Luar biasa. 

Dari sejak itu saya selalu memakai Minyeuk Pret Seulanga. Dimana lagi coba bisa beli parfum dengan kualitas bagus dan harga ramah di kantong? Hehe.

Selain faktor rasional, secara emosional saya bangga memakai produk buatan Aceh dengan kualitas yang tidak bisa disebut abal-abal. Kalau disetiap drama Korea hampir selalu kita melihat para pemainnya dengan bangga memakai gadget, kendaraan, dan barang-barang buatan negara mereka sendiri tanpa harus memamerkan produk luar negri, kenapa kita tidak bisa? Tidak jarang saya ditanyai teman-teman sekantor saya yang belum pernah mendengar Minyeuk Pret. "Eh pake parfum apa? Kok wangi? Bod* Sho* ya?" Mendengarnya saja bikin jengkel ya, setiap yang wangi memangnya produk luar saja? Saya menyebutkan nama Minyeuk Pret dan mereka tertawa, dikira saya hanya asal menyebut nama. Ketika saya menunjukkan botolnya yang kebetulan selalu saya sediakan di tas kerja mereka langsung percaya dan sebagian ikutan membeli.

Hingga saat ini Minyeuk Pret semakin berkembang dengan ide-ide kreatif. Minyeuk Pret beberapa kali terlihat hadir dibeberapa event bergengsi di Kota Banda Aceh dan menggaet para selebgram  untuk endorsement. Sebagai pelanggan setia Minyeuk Pret saya sangat berharap kualitas Minyeuk Pret tetap terjaga untuk meningkatkan customer loyalty dan juga tidak ada salahnya menambahkan varian aroma. Karena setiap mempromosikan Minyeuk Pret ke teman-teman, saya selalu dilema. Kalo nantinya teman-teman saya pada ikutan beli Seulanga, wanginya jadi sama dong sama saya. Kan ga lucu? lol


No comments: